Selasa, 22 November 2011

persamaan tda 8841 si dan 8841

05 Januari 2010

TDA8841 VS TDA8841-S1

Beberapa minggu yang lalu, teman Penulis mendapatkan garapan TV Polytron 123 (memakai IC TDA8841), kerusakan awalnya gambar tiba-tiba menjadi merah (mirip katoda R short), setelah disolder ulang IC dan seputaran RGB out kemudian dicoba ternyata TV malah mati (H-OUT tidak ada)!?!?!? Akhirnya mesin TV dibawa ke tempat Penulis.
Setelah Penulis melakukan pengecekan, ternyata IC TDA8841 rusak dan perlu penggantian. Karena gak ada persediaan IC tersebut, mulailah berburu ke toko, toko pertama habis, toko kedua habis, akhirnya didapatkan di toko ketiga dengan nomor seri tidak sama persis TDA8841 tetapi ada tambahannya S1 dibelakang nomor serinya (TDA8841 S1) cetakan timbul (gak sablonan), dalam hati bertanya-tanya bisa gak ya dipasang???
IC dipasang, cek sana-sini, tv dinyalakan eeeeh… muncul tulisan dilayar (gedhe lagi), SELAMAT ANDA BERUNTUNG TELAH MENDAPATKAN BONUS VERTIKAL TIDAK BEKERJA, ternyata IC JRC2068 rusak, setelah diganti dengan 4558 vertikal sudah bisa normal.
Tidak berhenti disitu, ternyata masih ada bonus lainnya, gambar gelap, hanya OSDnya saja yang terang. Dicoba autosearch, ada sinyal tapi gak mau nyantol… waduuuuh… dimulai lagi pertandingannya, cek data servis gak ada yang mencurigakan. Komponen-komponen penting diseputar IC juga tidak ada yang mencurigakan. Akhirnya, pertanyaan favorit bengkel yang sedang pusing kembali muncul… Apakah memang ICnya yang gak cocok???
Jika diamati dari harga, bentuk dan cetakan type ic yang tidak disablon (timbul/dop) sudah bisa dipastikan kalo IC tersebut memang asli, trus kalo asli mengapa gak langsung jreng??? Apa mungkin gara-gara ada tambahan S1 dibelakangnya???
Sehari kemudian, pertandingan mulai dilanjutkan, kali ini diawali dengan membaca datasheet tetapi tidak ada informasi tentang ‘tambahan’ S1 didalamnya. Akhirnya, dengan modifikasi ala kadarnya, alhamdulillah tv tersebut takluk juga. Agar tidak pusing, berikut gambar sebelum, sesudah modifikasi dan sedikit keterangan.



  1. Pertama kali kecurigaan timbul pada gelapnya gambar, mungkin disebabkan sinyal video yang tidak sempurna masuk ke prosesor gambar. Dengan melepas C 18pf pada pin Y-O (pin28), kemudian menghubungkan pin Y-O ke Y-I, alhasil gambar sudah bisa muncul dilayar dengan terang, warna tidak ada, gambar cenderung cyanis (abu-abu kehijau-hijauan) dan gambar seperti kehilangan sinkronisasi (ngolat-ngolet). Dicoba AutoSearch tetap gak ada yang nyantol. (sebagai referensi, sinyal Y adalah sinyal video + sinyal sinkronisasi, tanpa sinyal colour/chrominance, umumnya mewakili satu elemen warna saja)
  2. Terganggunya sinkronisasi pada TV model ini, yang lama sebelumnya sudah diketahui biangnya, akhirnya Penulis turunkan AGCnya (dengan menaikkan angka AGC di data servis) hingga didapatkan gambar yang kesemutan, tetapi sudah tidak ngolat-ngolet lagi. Dicoba autosearch tetap tidak nyantol.
  3. Karena gambar masih cyanis (karena kehilangan sinyal R-Y dan B-Y), akhirnya Penulis hubungkan pin BY-O (pin29) ke BY-I (pin31) dan pin RY-O (pin30) ke RY-I (pin32), alhasil warna sudah muncul dan normal, tetapi masih kesemutan (karena sebelumnya AGC diturunkan). Dicoba AutoSearch tetap tidak nyantol.
  4. Selanjutnya masuk keservis mode, naikkan nilai AGCnya (pada nilai standar = sekitar 25), eeeeeeeh … gambar kok kembali ngolat-ngolet, waduh-waduuuuh apa lagi nih.
  5. Sekarang kecurigaan berpindah ke jalur AGC, karena IC type ini komponen-komponen pendukung AGC sangat kritis. Langsung saja Penulis tuju pada pin AGC-DEC (AGC decuopling, filter penguatan AGC), diamati ada resistor yang menuju transistor, ternyata fungsi transistor ini sebagai ‘pemberitahu’ kepada IC program, umumnya disebut AFT. Pertanyaan kembali muncul, apa hubungannya AFT sama AGC decoupling??? karena secara umum (pada jenis TV lain) tidak ada hubungannya, Penulis beranikan untuk melepas resistor (10K) tersebut. Gambar langsung jreng, kinclong dan normal sekali. Karena sebelumnya resistor tersebut sudah diketahui fungsinya (sebagai AFT), sehingga AutoSearch jelas tidak nyantol.
  6. Akhirnya, dengan coba-coba, Penulis naikkan resistansinya hingga berpuluh-puluh kali, didapatkan nilai 220K. Dinaikkan sampai jauh sekali tersebut tujuannya agar tidak membebani/mengurangi tegangan AGC decoupling, tetapi masih dalam rentang AFT yang normal. (sebagai referensi, semakin rendah tegangan pada AGC, semakin tinggi tegangan AGC out yang menuju ke tuner = semakin peka tuner. Begitu juga jika tuner mendapatkan sinyal, tegangan pada pin ini juga menyesuaikan level sinyal yang masuk, sehingga dapat ‘disalahgunakan’ untuk fungsi AFT, cukup realistis bukan?)
  7. Terakhir, cek kembali data servisnya, set pada nilai-nilai yang sesuai. Setelah selesai, kembali mendapatkan bonus (tulisan nggak muncul dilayar lho…), suara mati sebelah, dicek ternyata spekernya putus… waduh-waduuuuh… bonus lagi… bonus lagi…

Catatan Tambahan

TDA8841 bisa diganti dengan TDA8842 asal protocol IC program support untuk IC type tersebut (jika dipasang pada TV polytron 123 tidak ada masalah).
Tugas Pembaca

Silahkan cari tahu sendiri perbedaan antara TDA8841 tanpa embel-embel dengan TDA8841 S1. Alhamdulillah Penulis sudah menemukan maksud dari tambahan S1 tersebut dan tidak Penulis kemukakan pada artikel ini, terima kasih, semoga bermanfaat, sukses untuk semua.

posted by : zaenal elektronik 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar